First "Tulis Aja Dulu" versi 2021

Wah... Sudah 2021!
Bulan Februari !

Tapi nanti saja ya cerita soal tahun baru-annya. Karena saya lagi gak mood buat menulis tentang itu. 

Mungkin nanti. Kalau tak lupa. Seperti biasa. 
Tuman *nyengir kuda*


Hari ini dapat privilege untuk pulang lebih awal. Kegiatan promo kampus membuat saya harus datang lebih awal satu jam dari jadwal kantor tadi pagi. Makanya pulangnya juga bisa lebih awal. Tapi eh tapi ketika beberapa menit menjelang check clock pulang, hujan deras malah tumpah. Pulang lebih awal berakhir wacana. Gapapa juga sih, biasanya juga suka pulang lebih telat walaupun tak pernah dihitung lembur *bukan ngeluh loh ini... hanya menjelaskan... hehehe*. 

Cuma yang cukup aneh adalah mengapa tiba-tiba memutuskan untuk menulis di sini? 
Ini gara-garanya sambil menunggu hujan reda, saya random browsing hotel atau homestay yang bisa dipakai buat staycation

Ehem ehem. Jadi gini... gegara pandemi, sudah lama diri ini tak melanglang buana ke tempat-tempat favorit sekedar untuk melepas penat. Walaupun saya sangat mencintai pekerjaan dan profesi yang sekarang, pada akhirnya yang namanya rutinitas dan stres tetap membuat isi kepala mencapai titik jenuhnya. Hal yang normal bahkan untuk bidadari macam saya sekalipun *apelo? apelo? :V*
Pengen liburan tapi cari yang relatif aman kayaknya staycation bisa jadi pilihan. 

Setelah berseluncur mencari hotel area Malang dan sekitarnya, dahi saya langsung lipat dua belas karena harga-harganya yang gak cocok bagi mental saya *ya benar, mental saya menolak akur sama yang mahal-mahal*, akhirnya topik pencarian diganti menjadi "tempat menyendiri yang enak di Malang" dan saya menemukan artikel yang ditulis oleh mbak Desi Puji Lestari dengan judul 

10 Tempat Menangis Terbaik di Malang Raya Versi Travelingyuk, Pas untuk Lepaskan Kesedihanmu!"

Dari semua tempat yang direkomendasikan oleh artikel ini, salah satunya adalah Ranu Kumbolo. Lalu saya membayangkan jika saya sangat sedih dan ingin menangis di suatu tempat dan memilih Ranu Kumbolo sebagai tujuan, barangkali setelah sampai di sana saya malah tidak jadi menangis karena sudah kecapekan. Juga tidak sepadan dengan indahnya danau tersebut. Ditambah gaya penulisan mbak Desi yang kocak ini saya jadi terbahak-bahak membayangkannya. 

Saya jadi kangen. Semakin ke sini, ternyata hal-hal seperti liburan, get lost, dan berkunjung ke tempat-tempat indah sudah menjadi sebuah kemewahan buat saya dan mungkin buat sebagian besar kalian juga. Rindu rasanya kembali di masa-masa kebebasan, membawa jiwa muda yang selalu 'lapar' traveling ini kemanapun kaki ini mau melangkah. Bersama teman-teman yang sama gilanya, yang setiap saat jika diajak dolan langsung tanpa babibu bersepakat mengunjungi tempat-tempat baru. Walaupun dompet kosong dan lelah dalam perjalanan, tapi kami selalu pulang dengan mengantongi kebahagiaan yang penuh dan sesak untuk bekal hari-hari berat kami selanjutnya. Masa muda bergelorah! 

Sebenarnya saya cuma mau bilang saya kangen Jogja.

Mohon maaf kalau preambule nya panjang. Kan kita memang begitu, kalau kangen suka gengsi bilang kangen. Jadinya muter-muter dulu buat bilang yang sebenarnya. 

Sudah ya, jangan dipikirkan kenapa tulisannya begini. Mataharinya sudah muncul, hujannya juga tinggal rintik-rintik halus. Saya mau pulang dulu dan menikmati episode terakhir drakor kesayangan saya. Setidaknya itulah hiburan saya sekarang. Sebuah kesenangan sederhana untuk bekal hari panjang saya esok.

Sampai Jumpa kapan-kapan !


Malang, 1 Februari 2021



 

Komentar