Ritual Mandi Buang Stres

Penat. Panas. Gerah. Peliket. Sumpek. Buntu. 

Hari ini begitu tidak produktif. Lagi-lagi semalam insom dan baru terlelap sekitar pukul 4 subuh. Kalau sudah begitu aku baru akan menyapa mentari pada pukul 11 siang. Menakjubkan bukan? *jangan ditiru kecuali kepepet* :D

Sayangnya acara bangun (sangat) siang itu berbuntut negatif bagi aktivitasku seharian. Badan jadi lemes dan males ngapa-ngapain, semangat jadi minus dan gak niat mengerjakan tugas yang beranak-pinak padahal tenggat sudah di depan hidung! Yang kulakukan hanya guling-guling gak jelas di atas kasur sambil cek sosmed dan youtube-an gak jelas. Sudah hampir jam 4 sore dan aku mulai muak dengan tingkahku sendiri. Pikiran-pikiran negatif mulai merasuki benakku, meracuniku dengan kekhawatiran akan masa depan, melemahkan posisiku sebagai perempuan yang kurang cakap (gara-gara bangun kesiangan yang disengaja) dan bisikan-bisikan jahat lainnya yang membuat semakin terpuruk. 

Ketika sedang "diserang" seperti itu, tiba-tiba terlintas di kepalaku kata-kata yang pernah diucapkan Papi dulu ketika masih tinggal di rumah. Beliau selalu mengingatkan untuk mandi setiap kali aku terlihat suntuk atau sibuk akan sesuatu.

"mandi dulu, ce... biar segar.." Begitulah kata-kata yang selalu diucapkan Papi saat melihatku mulai mengerutkan kening jika sedang fokus mengerjakan sesuatu. Dan selalu aku menolak saran beliau dengan alasan masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. 

"kalau sudah mandi cece akan lebih segar dan rileks, suntuknya bisa hilang" sekali lagi beliau mencoba membujuk aku untuk mandi. Tetapi aku tetap ngeyel dan memilih untuk melanjutkan kesibukanku. 

"Iya Pi, ntar kalo udah selesai cc mandi". Jika sudah begitu Papi cuma bisa diam dan berlalu, memilih untuk tidak menggangguku. 


Kini setelah memutuskan melanjutkan studiku di Jogja, akupun kembali memulai kehidupan sebagai anak kost dan menjalani hari-hari sebagai mahasiswa dengan segala kesibukannya. Disaat-saat suntuk seperti ini aku teringat petuah si Papi tentang ritual mandi untuk menghilangkan stres. Segera aku ambil handuk dan memulai ritual mandi tersebut. Setelah mandi ternyata pikiranku menjadi lebih ringan dan santai sehingga niat dan motivasiku untuk mengerjakan tugas kembali muncul. Setidaknya aku berhasil membawa diriku untuk membaca beberapa jurnal yang harus aku presentasikan pada beberapa hari ke depan.


Hal-hal kecil namun bermakna luar biasa seperti inilah yang selalu aku dapatkan dari Papi yang aku rindukan. Beliau orang yang cukup pendiam, berbeda dengan Mami yang supel dan rempong (dan sifat rempong-nya juga diturunkan padaku :D). Pada postingan selanjutnya aku akan menceritakan tentang kedua insan pemilik gen-gen yang ada di tubuhku ini dan seperti apa sifat itu diturunkan kepadaku (mentang-mentang mahasiswa biotek) wkwkwkwk

Tetap sehat Papi dan Mami. Panjang umur dan diberkati selalu. Kami rindu mempersembahkan kesuksesan kami sebagai anak-anak kepada Tuhan dan Papi Mami. Tuhan Yesus memberkati kedua orang tuaku, amin...

With Love,


Your Little Girl :*

PS: Aku anak sulung dari dua bersaudara dan adik laki-lakiku semata wayang juga sedang berkuliah di Yogyakarta, so di rumah hanya ada Papi dan Mami (cieee pacaran lagi cieeee, dan anaknya masih jomblo eh single, uhukkk! *cry a lot*)

Komentar