Tulis Aja Dulu (2)
Hari ini tidak punya ide mau menulis apa. Tapi demi melatih konsistensi saya harus tetap aktif melakukan aktivitas ini, untuk kebaikan isi kepala juga tentunya. Bagi-bagi ke "pensieve" supaya tidak terlalu penuh. Sebenarnya kemarin saya menulis juga, hanya tidak dipublish. Belum. Soal yang itu akan ada waktu dan bagiannya sendiri. Ngomong-ngomong soal menulis tentunya kita perlu inspirasi untuk dapat mengembangkan sebuah tulisan. Semacam ide, pemikiran atau pun kejadian yang mengesankan pada hari itu. Ada beberapa yang terpikirkan untuk ditulis hari ini, tapi tidak cukup mengesankan pikiran. Bahkan di penghujung hari ini saya sudah melupakan apa yang ingin ditulis tadi. Bagi saya pribadi butuh sesuatu yang benar-benar kuat untuk dapat dijadikan topik, sesuatu yang mendominasi isi kepala ketika memikirkannya sehingga saya akan tetap ingat sampai waktu saya menuliskannya.
Saya tidak ingin menulis dengan tujuan "asal ada" walaupun di awal saya mengatakan tetap ingin menulis sesuatu atas nama 'melatih konsistensi', karena saya percaya tulisan yang benar-benar diniati akan terasa berbeda. Ketika membaca tulisan yang dibuat dengan keinginan yang kuat (bagaimana menjelaskannya ya?), tulisan yang penuh niat ketika mengetikkan kata demi kata akan menyampaikan dengan tepat 'rasa' dari tulisan tersebut. Saya sendiri senang membaca kembali tulisan-tulisan saya berkali-kali. Selain karena ingin mengoreksi kembali penulisan (barangkali ada yang keliru atau tidak pas) juga karena bagi saya menyenangkan rasanya membaca apa yang saya tulis disana. Mungkin juga itu adalah bentuk narsis penulis itu sendiri? Entahlah. Intinya sesederhana apapun saya membuat tulisan ada effort yang besar tertuang disitu.
Kata orang (saya belum meriset) menulis blog tidak boleh terlalu panjang karena pembaca akan malas dan bosan. Menurut saya itu tergantung isinya. Kalau tulisan atau ulasannya menarik orang tentu akan senang mengikuti dan ingin terus-terusan membacanya, bukan? Seperti menonton serial drama korea yang semakin seru setiap episode. Bahkan rela seharian menatap layar demi menuntaskan rasa penasaran tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Saya ingat ketika masih berstatus mahasiswa dulu, saya dan dua orang sahabat karib saya di asrama menyelesaikan dua puluh episode drama korea hanya dalam waktu dua hari saja! Kami hanya berhenti untuk membeli makanan dan kemudian menyantap makanan kami sambil menyaksikan oppa Lee Min Ho yang kami cintai (saranghae oppa❤). Yeap! Tidak tidur dan tidak mandi sama sekali, benar-benar tidak untuk ditiru hahaha. Bisa dibayangkan kacaunya penampilan kami. Tapi yang paling aneh adalah kami tidak rela saat drama itu berakhir, kami ingin terus dan terus menontonnya karena terpukau dengan serial tersebut (sampai sekarang juga masih seperti itu hehe).
Contoh lain adalah buku dan film Harry Potter yang saya yakin telah menyihir banyak orang di seluruh dunia ini untuk mencintainya. Tidak, bukan sihir yang bekerja, tapi novel karangan J.K. Rowling ini benar-benar sebuah masterpiece. Saya mulai membaca dan mengikuti novel yang mendunia ini sejak bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bayangkan saja saya lebih hafal dengan mantera-mantera Harry Potter daripada deretan binomial nomenklatur yang wajib saya ingat sebagai mahasiswa Biologi. Saya tak pernah bosan membaca berulang-ulang novel yang halamannya mencapai ribuan lembar tersebut. Bukti bahwa tulisan J.K. Rowling dibuat dengan 'niatan' yang sungguh. Ketika novel tersebut berakhir pada buku ketujuh, sebagian besar penggemar tampak tidak bisa menerima kenyataan sehingga ada pembaca setia yang mencoba membuat karangan fans fiction yang tidak kalah bagus. Saya termasuk yang mengira novel ini diteruskan kembali.
Anyway, selain novelis luar negeri, saya juga sangat megidolakan seorang penulis Indonesia yaitu Andrea Hirata. Saya sangat terpesona dengan tetralogi yang ditulis berdasarkan kisah hidup novelis dari Belitung ini. Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, semuanya memukau saya mulai dari gaya penulisan, latar belakang budaya dalam cerita, alur dan kekuatan cerita benar-benar mampu membawa saya berimajinasi dan menyerap semua emosi dalam cerita. Saya bisa terbahak-bahak bahkan menangis saat membaca novel-novel ini. Semua kata dan kalimat ditulis dengan 'pas' menurut saya, sehingga saya tidak pernah bosan membaca ulang novel-novel Andrea Hirata. Saya akan sangat bahagia jika ada yang menghadiahkan saya novel-novel Andrea Hirata (kode vulgar hahaha). Hmm.. sembari saya menulis ini terbersit gagasan untuk membuat review buku-buku yang telah saya baca sebagai bahan blogging menurut perspektif saya. Semoga bukan sekedar wacana.
Astaga!
Waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Jadi sesi bercerita hari ini saya cukupkan saja sampai disini. Semoga besok ada topik yang lebih menarik. Semoga semangat menulis ini tidak "hangat-hangat taik ayam" (kata orang-orang tua dahulu) tetapi menjadi salah satu hobi yang berfaedah ditengah-tengah PSBB ini. Tetap jaga kesehatan, mari doakan para pejuang garis depan Covid-19 (para tenaga medis) dan bantu mereka dengan tetap setia di rumah. Dan jika terpaksa harus tetap berpergian tetap lindungi diri kita dengan masker. Tuhan Yesus beserta kita. Annyeong.
Komentar
Posting Komentar