Astungkara
wahai lelaki pengagum senja
ini aku wanita yang menyimpan sepotong swastamita untukmu
namun petak itu kini berdebu mangkrak di pojok sepi
dulu sekali waktu pernah memohonmu kepada Sang Hyang Widhi Wasa
mengunci setiap untai doa dengan Shava
katamu aku si petualang
padahal aku setia berkelana
demi menyelami setiap jengkal ketidaktahuan-ku atasmu
sampai sekejap mata aku tersuruk
menyasar pada sebuah jalan sunyi
juga kau memilih sore yang lain, dengan cahaya kuning keemasan dan berkilau
yang bersinar pada pukul lima
kupandangi senja kala-ku
yang terbit sesaat sebelum pekat
tak banyak kilau
hanya semburat yang terpintal bersama jingga dan lembayung
ada serat-serat harapan yang menjalin malam
merapal doa yang menyirat namamu
Surabaya, 21 April 2020
Komentar
Posting Komentar