Malam yang Berdosa

Sekitar pukul 3 dini hari kemarin aku kelaparan. Akibat melewatkan makan malam alhasil aku tidak bisa tidur. Rasanya malas sekali untuk bangun dan membuat sesuatu untuk dimakan (biasanya sih andalannya mie rebus telur plus potongan cabai dan perasan jeruk nipis), tapi perut ini terus menuntut untuk diisi. Akhirnya aku minum sebanyak-banyaknya air putih, mungkin sekitar 750 ml (auto kembung) dan menipu si perut dengan rasa kenyang palsu kemudian tidur. Sama seperti kemarin, malam ini aku kembali melewatkan makan malam karena ketiduran selepas isya. Tak mau mengulang kejadian yang sama, sekitar pukul 00.30 aku turun ke lantai bawah menuju dapur untuk makan. Berbekal sebungkus mie instan aku menjerang air. 
Ctekk!
Kompor gas menyala dan aku menaruh teflon yang kupakai untuk memasak. Tiba-tiba bunyi salah satu pintu kamar terbuka. Tampaknya ada yang menyadari jika ada seseorang di dapur. Aku menoleh dan mendapati adikku dengan wajah jenakanya menyusul ke dapur dan berujar 
"Nah... ketahuan! Pasti mau masak mie kan? Aku dengar bunyi kompor dinyalain" Wajahnya sumringah sambil tersenyum dan jejingkrakan seperti anak kecil yang akan dapat permen. Aku tahu maksud senyumnya itu, anak ini pasti ingin ikut dalam 'pesta' mie instanku. Hahahaha aku tertawa geli melihat kelakuannya yang masih seperti bocah 8 tahun. Ya, bagiku dia tetap adik kecilku meski sekarang dia sudah hampir menikah  :)
Segera diambilnya sebungkus mie instan dan ikut mencemplungkannya dalam air yang telah mendidih. Tak lama dua mangkuk mie kuah mengepul tersaji di atas meja. Masih ada sisa nasi yang cukup banyak. Dan karena kami adalah the truly Indonesian tak pantas rasanya jika menyantap mie tidak dengan nasi putih. Yaa... karbo lauk karbo hahahaha. 
Sambil makan kami mengobrol. Tidak lama memang karena 10 menit kemudian mangkuk kami sudah kosong dan aku bergegas membereskan perabot makan kotor yang masih menumpuk di wastafel kemudian bersiap tidur dengan resiko wajah bengep di esok hari karena makan banyak karbohidrat malam ini. Benar-benar malam yang berdosa! Namun yang spesial adalah momen 'berdosa' bersama adikku yang membuatku senang. Semakin dewasa aku dan adikku punya urusan yang berbeda. Oleh karena satu dan lain hal kami juga jarang punya waktu bersama yang benar-benar hanya kami berdua saja
Bagiku malam ini adalah salah satu kakak-adik time-ku dengan si bungsu. Hal sesederhana ini bisa jadi istimewa karena aku menyadari waktu terus bergulir. Suatu saat kami akan menjalani hidup yang kami pilih masing-masing. Ketika salah satu dari kami menikah (nampaknya dia lebih dulu) tentu momen kebersamaan yang hanya antara kami berdua akan jadi hal langka. Oleh sebab itu kutuliskan ini sebagai pengingat untuk satu dari sekian banyak kebersamaan yang akan semakin aku rindukan kelak bersama adik semata wayangku. 


Terima kasih untuk menemaniku menikmati malam yang berdosa ini, dongsaeng ❤


Surabaya, 5 Mei 2020

Komentar